Pertama kali nonton film Fong Sai Yuk kayaknya waktu masih kecil ya, tahun 90-an gitu deh. Udah ga keitung deh berapa kali ini film tayang di tv lokal. Tapi karena saat itu gue lagi khilaf, nongkrong di stasiun tivi Global TV dan antusias buat nyimak lagi film ini untuk kesekian puluh kalinya.Ternyata ya, kalo kita nonton lagi film lama, kita ga pernah memahaminya dari sudut pandang yang sama lagi. Kalau dulu gue terpukau banget sama ciamik dan lucunya acting ibu Sai Yuk, sekarang justru fokus banget ke romansa Sai Yuk dan istrinya, Ting Ting.
Merupakan sekuel dari film Fong Sai-yuk, film yang bertajuk Fong Sai-yuk 2 (1993) ini tetap digarap oleh sutradara Corey Yuen. Film ini tentu saja melanjutkan kisah tokoh legenda Fong Sai-yuk (Jet Li) dan istrinya, Ting Ting (Michelle Reis). Mereka kini menjadi anggota kelompok rahasia penentang Dinasti Qing, Kelompok Bunga Merah (Red Flower Society) yang dipimpin ayah angkat Sai-yuk, Chan Ka-lok (Adam Cheng).
Chan Ka-lok ingin menjadikan Sai-yuk sebagai penerusnya di Kelompok Bunga Merah. Namun wakil Ka-lok, Yu Chun-hoi (Ji Chun-hua) yang licik berusaha menghalangi niat Ka-lok dan bahkan ingin melukai Sai-yuk. Di sisi lain, para anggota Kelompok Bunga Merah tidak menyadari kalau Chan Ka-lok sang ketua adalah adik kandung dari Kaisar Chien Lung dari Dinasti Qing dan jika tahu rahasia itu, mereka bisa saja memberontak terhadapnya.
Sebuah kelompok samurai Jepang berhasil menemukan rahasia Ka-lok dan berusaha menyampaikan bukti-bukti tersebut kepada Kaisar. Sai-yuk berusaha menghalangi samurai Jepang itu namun gagal lantaran ingin menolong seorang wanita cantik yang sedang dalam kesulitan. Hampir saja Sai-yuk tewas di tangan samurai itu, jika saja ibunya, Miu Chui-fa (Josephine Siao) tidak datang menolongnya. Mereka berhasil meneruskan rahasia itu kepada Raja Muda Suen Si-ngai dan wanita yang diselamatkan Sai-yuk ternyata adalah putri Suen Si-ngai yang bernama Suen On-yee (Amy Kwok). Ka-lok meminta Sai-yuk ikut sayembara mencari jodoh agar bisa menikahi Suen On-yee. Dengan begitu, Sai-yuk bisa mendapatkan kesempatan merampas balik rahasia tersebut. Namun ternyata kontes itu adalah perangkap bagi Sai-yuk karena Suen Si-ngai tahu identitas Sai Yuk sebenarnya. Sementara itu, ternyata Putri Suen On-yee telah jatuh cinta pada Sai Yuk.
Sai Yuk yang terpaksa mengikuti sayembara itu demi misi ayah angkatnya, tidak memberitahukan hal ini pada TingTing. Berkali-kali ia harus diyakinkan oleh ibunya, bahwa yang dilakukannya demi negara dan tidak akan menyakiti Ting Ting. Di sini digambarkan kepolosan sifat Sai Yuk yang sangat setia dan mencintai Ting Ting. Tapi di luar dugaan, Ting Ting muncul di tengah sayembara dan berusaha mengacau. Hingga akhirnya dengan patah hati ia harus menerima pernikahan Fong Sai Yuk dengan putri raja itu. Setelah bahkan ibu Fong Sai Yuk sendiri yang berlutut di hadapannya memohon kerelaan Ting Ting (lihat foto ekspresi Ting Ting yang pasrah menghadapi pernikahan Sai Yuk).
Ada dialog lucu di sini ketika Ting Ting muncul dan berusaha menghalangi usaha Sai Yuk memenangkan sayembara. Di tengah perkelahian antara TingTing dan Sai Yuk, Sang Putri bertanya: siapa perempuan itu? Ting Ting menjawab: Aku istrinya! Sai yuk berpaling mendekati putri dari sisi lain lalu berbisik: tapi belum resmi. Kalau begitu aku jadi istri kedua? Lanjut Si Putri. Ting Ting marah mendengar itu, Tidak sudi! Aku keberatan! Teriaknya. Tapi Si Putri menjawab dengan cueknya: Aku tidak keberatan. Hahahah... Kocak.
Diceritakan pernikahan itu memang cuma kesepakatan saja, Putri Suen On-yee dengan jiwa besar menerima Sai Yuk memang tidak mencintainya, tapi hanya menginginkan kotak rahasia itu. Bahkan Suen On-yee tidak meminta Sai Yuk berhubungan suami istri dengannya (digambarkan dengan adegan Sai Yuk berbaring di tempat tidur dengan pasrahnya, sangat menyentuh sekaligus lucu :p). Setelah berhasil mendapatkan apa yg diinginkan, Sai Yuk dan ibunya serta Ting Ting pergi dari istana. Namun raja mengetahui hal ini dan mencegat mereka serta ingin membunuh Sai Yuk dengan sepasukan prajurit dan meriam yang menyala. Saat itulah putri menyelamatkan mereka dengan alasan bahwa Sai Yuk telah menjadi suaminya, jika Sai Yuk mati maka ia akan ikut mati (huahh.. So sweet). Ting Ting pun merasa putri adalah orang yang baik dan tulus mencintai suaminya dan pantas mendapatkan cinta Sai Yuk.
Ketika Sai Yuk kembali, keadaan telah memburuk. Penghianat telah mulai berkuasa di Kelompok Bunga Merah dengan memanfaatkan informasi bahwa ketua adalah keturunan kaisar. Sai Yuk dituding gagal menjalankan misi, karena memilih tidak mengungkap kotak yang dibawanya begitu saja karena dengan begitu sama saja membunuh ketua. Sai Yuk mengorbankan dirinya untuk dimusnahkan kungfunya oleh sang ketua, meskipun hanya sandiwara. Namun itu tidak menghambat penghianat untuk menyerang ketua dan merebut tampuk kepemimpinan Kelompok Bunga Merah. Ketua dikurung bersama para pendukungnya.
Sai Yuk yang telah terluka akhirnya mulai pulih dan berusaha menyelamatkan ibunya yang ditangkap dan digantung di alun-alun pemukiman Kelompok Bunga Merah. Di sini ada quote yang bagus banget dari Sai Yuk, "Ibuku yang memberiku kehidupan. Maka aku akan mempertaruhkan hidupku untuk menyelamatkan hidupnya apapun yang terjadi" (kira-kira gitu ya, ga inget banget sih). Gue juga baru ngeh, ternyata pesan moral kasih sayang ibu dan anak lah yang sebenarnya diusung film ini. Gak heran kalau theme song-nya itu lagu "Shi Shang Ze You Mama Hao" (ini kalo di indo mungkin setara sama lagu Kasih Ibu-nya AT Mahmud).
Ceritanya happy ending, seperti film-film kungfu heroik kebanyakan (inilah yg gw suka dari tahun 90'an). Si pemberontak mati di tangan Sai Yuk, yang juga akhirnya membebaskan ayah angkatnya, memulihkan kembali Kelompok Bunga Merah. Sementara Sai Yuk dan ibunya memilih pensiun dari dunia bela diri dan menghabiskan sisa hidup dengan tenang bersama Ting Ting dan Putri Suen On-yee yang memutuskan mengikuti Say Yuk yang walau bagai mana pun telah menjadi suaminya.
Iyah, jadi ceritanya Sai Yuk ini poligami. Hadehh.. Cacatnya nih film buat gue. Ini menggenapi ramalan seorang pendeta di pembukaan film, di mana Sai Yuk diramalkan memiliki 4 orang anak, sementara Ting Ting diramalkan memiliki 2 orang anak. Hal yang sempat membuat mereka bertengkar. Tapi lucunya, kedua istri Say Yuk itu akur bukan main. Di segmen akhir ada scenes Ting Ting dan putri Suen On-yee berebut saling menyerahkan hak penyimpanan gelang giok pemberian ibu Say Yuk yang konon merupakan pusaka peninggalan keluarga yang berharga. Ting Ting memberikannya pada Putri karena menurutnya dia telah berhak, sementara Suen On-yee dengan sungkan meminta Ting Ting saja yang menyimpan karena ia istri pertama. Ternyata, bukan hanya mereka berdua mendapat gelang yang sama, tapi ibu Say Yuk juga punya banyak sekali gelang giok serupa. Sama sekali bukan pusaka. Hahah.. Tapi mengharukan sekali memang melihat kebesaran hati dari dua orang perempuan ini (gue sih amit-amit jabang orok, dah!) yang dengan tulus hati sungguh-sungguh mencintai suami mereka. Tapi Sai Yuk sendiri pun punya karakter setia luar biasa sih, jadinya poligami ini digambarkan bukan dari faktor ego seorang lelaki (aduh, koko Jet Li, wo zhen de zhen de ai ni..!!!)
Iyah, jadi ceritanya Sai Yuk ini poligami. Hadehh.. Cacatnya nih film buat gue. Ini menggenapi ramalan seorang pendeta di pembukaan film, di mana Sai Yuk diramalkan memiliki 4 orang anak, sementara Ting Ting diramalkan memiliki 2 orang anak. Hal yang sempat membuat mereka bertengkar. Tapi lucunya, kedua istri Say Yuk itu akur bukan main. Di segmen akhir ada scenes Ting Ting dan putri Suen On-yee berebut saling menyerahkan hak penyimpanan gelang giok pemberian ibu Say Yuk yang konon merupakan pusaka peninggalan keluarga yang berharga. Ting Ting memberikannya pada Putri karena menurutnya dia telah berhak, sementara Suen On-yee dengan sungkan meminta Ting Ting saja yang menyimpan karena ia istri pertama. Ternyata, bukan hanya mereka berdua mendapat gelang yang sama, tapi ibu Say Yuk juga punya banyak sekali gelang giok serupa. Sama sekali bukan pusaka. Hahah.. Tapi mengharukan sekali memang melihat kebesaran hati dari dua orang perempuan ini (gue sih amit-amit jabang orok, dah!) yang dengan tulus hati sungguh-sungguh mencintai suami mereka. Tapi Sai Yuk sendiri pun punya karakter setia luar biasa sih, jadinya poligami ini digambarkan bukan dari faktor ego seorang lelaki (aduh, koko Jet Li, wo zhen de zhen de ai ni..!!!)
Oh ya, ada quote favorite gue dari Ting Ting. Waktu ibu Sai Yuk bertanya pada Ting Ting apa pendapatnya tentang seorang istri yang berselingkuh, Ting Ting menjawab: "Di dunia ini ada orang yang merampok untuk makan, membunuh untuk membela harga diri. Tapi tidak pernah ada alasan yang bisa diterima untuk perselingkuhan." Aahh.. I'm agree with you, Ting Ting!!
Cast:
Jet Li sebagai Fong Sai-yuk
Josephine Siao sebagai Miu Chui-fa
Michelle Reis sebagai Lui Ting-ting
Amy Kwok sebagai Suen On-yee
Adam Cheng sebagai Chan Ka-lok
Cast:
Jet Li sebagai Fong Sai-yuk
Josephine Siao sebagai Miu Chui-fa
Michelle Reis sebagai Lui Ting-ting
Amy Kwok sebagai Suen On-yee
Adam Cheng sebagai Chan Ka-lok
Fong Sai Yuk with On yee |
Ting Ting |
Themes song:
Komentar
Posting Komentar