Akhir pekan lalu waktu pulang ke rumah ortu. Sebuah film berjudul War Horse baru saja mulai tayang di layar tv saat hampir seisi rumah sudah tertidur. Mama dan adikku bahkan sudah terlelap, masing-masing di spring bed depan tivi dan sofa di ruangan sama. Sementara aku yang berbaring pada sehelai tikar di lantai di depan tivi hanya berguling-guling bosan sambil memainkan aplikasi media sosial di smartphone yang tidak bisa-bisa update lantaran signal AXIS yang makin buruk pasca diakuisi oleh XL. Awalnya aku ingin turut memejamkan mata saja. Tapi tidak terbesit rasa kantuk sama sekali.
Maka aku putuskan meletakkan handphone dan mulai fokus menatap layar tivi. Dibuka dengan adegan seorang pemuda memperhatikan proses kelahiran seekor bayi kuda berwarna cokelat di sebuah lahan pertanian. Adalah Albert Narracot (Jeremy Irvine), putra Tedd Narracot, seorang purnawirawan kavaleri angkatan perang Inggris yang cacat dan menghabiskan sisa hidupnya bersama istri dan anaknya dengan menyewa sebuah lahan pertanian. Meski merasa keberuntungan berpihak padanya ketika ayahnya secara tidak sengaja membeli anak kuda tersebut di pelelangan kuda dengan harga tidak sepadan akibat terpancing emosi, ayah Albie akhirnya jadi tidak bisa membayar uang sewa lahan pertanian yang telah jatuh tempo. Sementara hasil pertaniannya tidak memadai.
Terlibat hutang, Tedd berjanji membayarnya plus bunga ketika ia berhasil menggarap tanah pertanian berbatu di bukit bawah. Telah terjadi kesalahan ketika membeli kuda mungil tersebut, Joey -demikian Albie menamai kudanya- masih terlalu muda untuk dilatih membajak lahan. Dengan penuh emosi Tedd ingin menembak mati Joey karena dianggap tidak berguna. Namun Albie menahannya. Ia bertekad bahwa Joey bisa dilatih membajak. Dan memang, dengan proses yang mengharukan Joey berhasil dilatih menggunakan alat bajak. Meski sialnya, hasil pertaniannya kali ini pun hancur akibat cuaca buruk yang lagi-lagi tidak bisa menyelamatkan keluarga Narracot dari belitan hutang.
Joey pun terpaksa dijual oleh ayah Albie. Perang Dunia I baru saja dimulai. Pasukan kavaleri Inggris memerlukan tenaga kuda terlatih seperti Joey. Dengan berlinang air mata Albie melepas Joey ke tangan seorang perwira baik hati yang berjanji akan mengembalikan Joey bila perang usai. Albie sempat berbisik pada Joey, berjanji bahwa mereka akan bertemu lagi dan mengikatkan syal tanda jasa milik ayahnya di kekang Joey sebagai jimat keberuntungan. Malangnya, dalam sebuah penyerangan ke kamp Jerman, perwira yang menunggangi Joey gugur. Berita tersebut sampai ke telinga Albie yang makin mengkuatirkan keberadaan Joey. Albie bertekad menemukan Joe bagaimana pun caranya.
Sementara itu, tertangkap oleh pasukan Jerman yang tidak membutuhkan kuda, Joey nyaris ditembak mati. Namun seorang petugas kesehatan mengusulkan Joey menjadi kuda penarik kereta ambulans. Joey yang penurut berhasil menyelamatkan nyawanya dan nyawa sahabatnya, seekor kuda hitam yang sama-sama berasal dari kavaleri Inggris karena mampu bekerja sebagai penarik kereta. Pasangan kakak-adik pemuda Jerman yang menyelamatkan Joey ini ternyata ingin melarikan diri, membangkang dari pasukannya. Dalam pelariannya, mereka tertangkap dan ditembak mati. Joey dan kuda hitam sahabatnya diselamatkan seorang anak perempuan yatim piatu cucu seorang pembuat selai bernama Emilie. Namun tidak lama, mereka kembali tertangkap pasukan Jerman yang menjarah pemukiman penduduk. "Perang merampas semuanya." kata kakek Emilie.
Petualangan Joey di medan perang berlanjut. Kali ini mereka dipaksa menarik mesin senjata api yang sangat berat. Digambarkan banyak kuda yang dipaksa bekerja keras hingga mati kelelahan. Ada adegan mengharukan di sini. Saat itu petugas yang memegang Joey dan si kuda hitam diperintah mengikatkan Kuda Hitam untuk menggantikan kuda yang mati kelelahan. Namun ia membantah karena si Hitam kakinya terluka. Komandan pasukan berkeras, namun Joey tiba-tiba berlari ke depan dan menunjukkan bahwa ia yang lebih kuat dan sehat. Komandan setuju memilih Joey saja. Kuda hitam nampak terharu dengan pengorbanan Joey. Di akhir perjalanan si Hitam ternyata sudah sakit parah dan meninggal di hadapan Joey.
Bersamaan dengan itu, pasukan Jerman mengalami serangan. Semua berlarian menyelamatkan diri. Joey yang kebingungan lari ke sana ke mari tanpa arah di tengah medan baku tembak. Serius, saat itu aku sempat berpikir Joey akan terkena peluru nyasar dan mati terkapar di sana. Namun bukan itu yang melumpuhkan Joey. Meski mampu berlari kencang dan cepat belajar, kekurangan Joey adalah tidak mau melompat. Ketika di pertanian, Joey yang ditunggangi Albie pernah berpacu mengalahkan kecepatan mobil namun ketika berhadapan dengan gundukan batu, Joey langsung terdiam dan membuat Albie terjungkal dari atas punggungnya. Kali ini, yang dihadapi Joey adalah barikade kawat duri. Bisa ditebak selanjutnya yang terjadi, setelah menabrak beberapa barikade, kawat-kawat duri tersebut melilit tubuh Joey hingga membuatnya jatuh dan tidak bisa berkutik lagi.
Aku sempat histeris sih, tapi rupanya riwayat Joey belum berakhir di sana. Pasukan Inggris yang menyadari seekor kuda jatuh terlilit kawat duri itu malah kemudian sibuk memanggil-manggil Joey dengan segala cara. Suasana menjadi lucu. Seorang prajurit yang pertama kali melihat Joey maju ke tengah medan perang sambil membawa secarik bendera putih, berusaha mendekati Joey tanpa menghiraukan larangan dan peringatan dari komandannya. Baku tembak memang sudah berhenti saat itu. Lucunya lagi, ketika berhasil mendekati Joey, seorang prajurit kesatuan Jerman pun ikut mendekat. Mereka malah bahu-membahu menolong Joey. Bahkan sempat berdebat memperebutkan siapa yang lebih berhak membawa Joey. Diputuskan melalui undi dengan koin, Joey menjadi milik prajurit Inggris.
Saat dibawa ke kamp Inggris, dokter militer yang memeriksa keadaan Joey menyatakan Joey terluka parah dan mungkin terkena tetanus. Namun semua obat tentu diprioritaskan untuk manusia. Dokter menyatakan tidak bisa menolong Joey meski sepasukan prajurit yang membawa Joey ingin sekali Joey selamat. Joey adalah lambang keajaiban. bagaimana mungkin ada makhluk yang masih bisa hidup di medan perang, yang tidak mungkin ada kehidupan sanggup bertahan. Dokter militer berkeras agar Joey ditembak mati saja untuk mengurangi penderitaannya. Sementara itu di tempat yang sama, rupanya Albie telah menjadi prajurit dan tengah terluka. Matanya terkena gas hingga tidak bisa melihat. Mendengar kisah "kuda ajaib" yang ditemukan di medan perang Albie merasa yakin itu Joey. Tepat saat Joey akan dieksekusi Albie berjalan sambil memanggil Joey dengan siulan khas-nya. Tentu saja Joey mengenali pemiliknya dan menghampiri Albie. Tidak ada yang mempercayai Albie. Namun Albie yang tidak bisa melihat mendeskripsikan Joey dengan rinci. Bulu putih di ke-empat pergelangan kakinya dan tanda putih berbentuk segi empat di kening Joey. Dengan berdebar para prajurit membersihkan lumpur yang menutupi kaki dan kepala Joey dan tercengang menyadari itu adalah betul kuda milik Albie.
Namun perjuangan Albie untuk membawa pulang Joey masih belum selesai. Setelah pengumuman usainya perang, semua kuda dikumpulkan untuk dilelang. Para serdadu yang telah jatuh hati pada kisah Joey kemudian mengumpulkan sumbangan agar Albie bisa membeli Joey di pelelangan. Yang mengejutkan, di sana muncul kakek Emilie yang pernah menemukan Joey. Ia menawar dengan harga tinggi karena bertekad membawa pulang Joey untuk Emilie. Albie menyerah dengan lunglai. Tapi melihat kedekatan Albie dengan Joey membuat sang kakek iba. ia pun menyerahkan Joey kembali pada Albie. Adegan penutup yang mengharukan terjadi saat Albie pulang ke Desa Devon dengan menunggangi Joey disambut ibu dan ayahnya. Kisah yang sangat menyentuh tentang kekuatan cinta. Hiks..
Selain mengharukan, Steven Spielberg sebagai sutradara juga berhasil menyelipkan humor tipis dalam beberapa scene yang seharusnya sih, menegangkan. Misal, saat penyelamatan Joey di medan perang. Dua serdadu yang dengan santainya berdialog di tengah medan yang seharusnya penuh desing peluru. Atau, yang mungkin luput dari perhatian penonton adalah Harold, seekor angsa pemarah milik keluarga Albie yang muncul beberapa kali. hehehe.. Detail kan, gue? Udah segitu dulu aja deh review filmnya. Thank you <3
Komentar
Posting Komentar