Suatu hari yang penting, saya lupa membawa sebuah benda penting ke acara penting yg harus saya hadiri. Saya baru sadar kalau menghilangkannya, tepat saat benda itu dibutuhkan. Di saat panik nyaris tak terkendali, seorang teman dekat saya menghampiri saya sambil memberikan benda yang hilang tadi. "Koq tahu saya kehilangan ini?" Tanya saya, sahabat saya bilang "Saya tahu kamu pelupa, jadi saya simpan benda itu tepat saat kamu meninggalkannya tanpa sadar. Saya pasti ingat membawanya hari ini" jelasnya sambil tersenyum tulus.
Cerita tadi bukan sedang menghalalkan kebiasaan cerobah ya, temans. Tapi maksud cerita saya adalah, tentang bagaimana seorang sahabat yg baik memperhatikan sahabatnya. Tahu pasti apa yg dibutuhkan sahabatnya, tanpa diminta bahkan telah meng-cover kekurangan si sahabat terkasih. Gak perlu diminta, apalagi diperintah. So sweet, kan?
Nah, gitu juga dengan kasih Tuhan terhadap kita. Kadang kita meminta, berdoa siang malam untuk mengharapkan sesuatu yg secara sadar kita inginkan. Tapi bagaimana dengan sesuatu yg benar2 kita butuhkan, tapi kita tidak sadar membutuhkannya?
Suatu pagi, saya terburu-buru ke kantor. Kesiangan dan penuh emosi karena berselisih paham dengan suami tercinta. Padahal malamnya saya habis doa Rosario. Loh, hubungannya apa, ya? He2.Gini, paling tidak manusiawi saya berharap melewatkan pagi tenang dan penuh semangat kan?
Perjalanan nge-bis ke kantor saya habiskan dg melamun masalah td, masih dengan emosi tentunya. Sampai2 saya tak sadar kalau ada tangan jahil yg mencoba merogoh isi tas saya. Saya baru sadar ketika si empunya tangan jahil telah berhasil kabur. Seorang penumpang memeringatkan saya untuk mengecek isi tas. Puji Tuhan!! Gak ada yg hilang. Dompet n HP masih pada tempatnya meskipun resleting tas saya dalam keadaan terbuka tadi.
Setelah diteliti knapa si copet-gagal ini tidak mengambil apapun, saya sampai pada kesimpulan bahwa si copet-gagal hanya menemukan onggokan plastik berisi makanan ketika berhasil membuka tas saya. Rupanya saya telah melakukan sesuatu di luar kebiasaan saya hari itu sebelum pergi ke kantor, biasanya saya tidak pernah mengecek HP. Tapi pagi itu saya sempat menemukan sms teman saya yg sedang hamil meminta tolong dibelikan makanan yg sedang dia idamkan. Dan karena saya tergolong praktis, saya menjejalkan begitu saja gumpalan plastik berisi makanan ke dalam tas kerja, bukan menentengnya dengan paperbag warna-warni seperti kebiasaan para wanita karir umumnya. He2.
Belum selesai disitu, saya masih merasa 'biasa saja' dg kejadian itu. Dalam hati saya masih arogan berkata, kalaupun copet-gagal tadi berhasil mengambil hp saya, hanya hp esia huawei. Apalah harganya. Kalaupun dompet terambil, isinya hanya KTP dan beberapa kartu kredit yg bisa saya blok dalam hitungan menit.Saya tak pernah suka menaruh uang di dompet!! Saya masih cengar-cengir senang tiba2 ternganga merinding kaget, ketika saya baru ingat, kalau telah menaruh uang titipan cicilan Motor milik teman saya di dompet!! Dan lembaran2 uang itu sudah ada di sana sejak kemarin. Saya benar2 pelupa!
Tapi kejadian itu menyadarkan saya, betapa Tuhan selalu tahu apa yg kita butuhkan. Jadi yg saya dapatkan pagi itu memang bukan ketenangan dan smangat pagi, tapi perlindungan terhadap kesulitan yg terjadi karena kecerobohan saya sendiri. Indahnya, Smua seperti sebuah rancangan yg pada akhirnya memaksa saya tetap bersyukur atas campur tangan Tuhan yg sangat nyata! Amin.
posted on FB by Lisya Christina on Sunday, May 22, 2011 at 1:32am
Cerita tadi bukan sedang menghalalkan kebiasaan cerobah ya, temans. Tapi maksud cerita saya adalah, tentang bagaimana seorang sahabat yg baik memperhatikan sahabatnya. Tahu pasti apa yg dibutuhkan sahabatnya, tanpa diminta bahkan telah meng-cover kekurangan si sahabat terkasih. Gak perlu diminta, apalagi diperintah. So sweet, kan?
Nah, gitu juga dengan kasih Tuhan terhadap kita. Kadang kita meminta, berdoa siang malam untuk mengharapkan sesuatu yg secara sadar kita inginkan. Tapi bagaimana dengan sesuatu yg benar2 kita butuhkan, tapi kita tidak sadar membutuhkannya?
Suatu pagi, saya terburu-buru ke kantor. Kesiangan dan penuh emosi karena berselisih paham dengan suami tercinta. Padahal malamnya saya habis doa Rosario. Loh, hubungannya apa, ya? He2.Gini, paling tidak manusiawi saya berharap melewatkan pagi tenang dan penuh semangat kan?
Perjalanan nge-bis ke kantor saya habiskan dg melamun masalah td, masih dengan emosi tentunya. Sampai2 saya tak sadar kalau ada tangan jahil yg mencoba merogoh isi tas saya. Saya baru sadar ketika si empunya tangan jahil telah berhasil kabur. Seorang penumpang memeringatkan saya untuk mengecek isi tas. Puji Tuhan!! Gak ada yg hilang. Dompet n HP masih pada tempatnya meskipun resleting tas saya dalam keadaan terbuka tadi.
Setelah diteliti knapa si copet-gagal ini tidak mengambil apapun, saya sampai pada kesimpulan bahwa si copet-gagal hanya menemukan onggokan plastik berisi makanan ketika berhasil membuka tas saya. Rupanya saya telah melakukan sesuatu di luar kebiasaan saya hari itu sebelum pergi ke kantor, biasanya saya tidak pernah mengecek HP. Tapi pagi itu saya sempat menemukan sms teman saya yg sedang hamil meminta tolong dibelikan makanan yg sedang dia idamkan. Dan karena saya tergolong praktis, saya menjejalkan begitu saja gumpalan plastik berisi makanan ke dalam tas kerja, bukan menentengnya dengan paperbag warna-warni seperti kebiasaan para wanita karir umumnya. He2.
Belum selesai disitu, saya masih merasa 'biasa saja' dg kejadian itu. Dalam hati saya masih arogan berkata, kalaupun copet-gagal tadi berhasil mengambil hp saya, hanya hp esia huawei. Apalah harganya. Kalaupun dompet terambil, isinya hanya KTP dan beberapa kartu kredit yg bisa saya blok dalam hitungan menit.Saya tak pernah suka menaruh uang di dompet!! Saya masih cengar-cengir senang tiba2 ternganga merinding kaget, ketika saya baru ingat, kalau telah menaruh uang titipan cicilan Motor milik teman saya di dompet!! Dan lembaran2 uang itu sudah ada di sana sejak kemarin. Saya benar2 pelupa!
Tapi kejadian itu menyadarkan saya, betapa Tuhan selalu tahu apa yg kita butuhkan. Jadi yg saya dapatkan pagi itu memang bukan ketenangan dan smangat pagi, tapi perlindungan terhadap kesulitan yg terjadi karena kecerobohan saya sendiri. Indahnya, Smua seperti sebuah rancangan yg pada akhirnya memaksa saya tetap bersyukur atas campur tangan Tuhan yg sangat nyata! Amin.
posted on FB by Lisya Christina on Sunday, May 22, 2011 at 1:32am
Komentar
Posting Komentar